Kamis, 08 September 2011

Proses Pembuata Telur Asin


Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah didapat. Di tilik dari nilai gizinya, sumber protein telur juga mudah diserap tubuh, baik untuk konsumsi anak-anak hingga lansia. Setiap 100 g telur mengandung 12-13 g protein. Selain protein, beragam vitamin, lemak dan mineral esensial juga terkandung di dalam telur. Berikut mengolah atau pembuatan produk – produk olahan telur :
a.      Telur asin
Cara Pembuatan :
1.      Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk);
2.      Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian keringkan. Dan amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka;
3.      Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam, dengan perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri dari campuran bubuk bata merah dengan garam. Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk sampai adonan berbentuk pasta;
4.      Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, kira-kira setebal 1~2 mm;
5.      Simpan telur dalam kuali tanah atau ember plastik selama 15 ~ 20 hari.
Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka;
6.      Setelah selesai bersihkan telur dari adonan kemudian rendam dengan air panas dan siap dipasarkan.
     Skema Pembuatan Telur Asin








Seleksi Telur
 






Pencucian dan Pembersihan
Telur
 






Amplas Permukaan Telur
 





Membuat Adonan
( abu gosok dan garam perbandingan 1 : 1 )
 










Bungkus telur dengan adonan
Setebal 1 – 2 ml
 





Simpan dalam ember selama 15 – 20 hari
 





Setelah 15 – 20 hari bersihkan telur dari adonan
 





Rebus Telur kemudian siap dipasarkan
 












































Cara pembuatan dengan menggunakan adonan garam akan menghasilkan telur asin yang jauh lebih bagus mutunya, warna lebih menarik, serta cita rasa yang lebih enak, tapi prosesnya lebih rumit. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan sekaligus bahan pengawet karena dapat mengurangi kelarutan oksigen (oksigen diperlukan oleh bakteri), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein), dan menyerap air dari dalam telur.
   Berkurangnya kadar air menyebabkan telur menjadi lebih awet. Garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. Garam NaCl mula-mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor(Cl-). Ion chlor inilah yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan menghambat pertumbuhan mikroba pada telur. Makin lama dibungkus dengan adonan, makin banyak garam yang merembes masuk ke dalamnya, sehingga telur menjadi semakin awet dan asin. Lamanya telur dibungkus adonan ini harus disesuaikan dengan selera masyarakat yang akan mengonsumsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar