Kamis, 08 September 2011

Pakan Udang


Udang bersifat omnivora yaitu jenis biota pemakan segala jenis makanan yang ada di dalam perairan terutama yang hidup di dasar perairan (demersal).  Di habitat alaminya jenis makanan yang dikonsumsi oleh udang sangat bervariasi mulai dari detritus, tanaman dan hewan air yang berukuran kecil sampai bangkai biota perairan lainnya.  Sifatnya yang rakus terhadap berbagai jenis makanan yang dijumpainya mengarahkan udang pada sifat kanibalisme yaitu memangsa udang lainnya baik dalam kondisi lemah maupun yang sudah mati. Di dalam kegiatan budidaya jenis pakan yang biasa diberikan/disediakan  kepada udang antara lain :
  1. Pakan alami, yaitu jenis pakan yang tumbuh dengan sendirinya atau sengaja ditumbuhkan di dalam petakan tambak dan mempunyai sifat seperti di dalam habitat alaminya.
  2. Pakan buatan, yaitu pakan udang yang dibuat dalam skala industri dengan komposisi nutrisi dan gizi sesuai dengan kebutuhan udang dan diberikan untuk menyuplai makanan pada tambak dengan tingkat ketersediaan pakan alaminya telah menipis/habis sama sekali.
  3. Pakan segar, yaitu jenis pakan yang berasal dari hewan/biota perairan yang telah diolah sedemikian rupa dan diberikan dalam kondisi masih segar kepada udang dengan tujuan memperbaiki kualitas dan kondisi udang atau untuk meningkatkan nafsu makan udang yang terindikasi terkena masalah tertentu.
  4. Pakan tambahan lainnya, yaitu pakan yang bersifat sebagai suplemen dari pakan buatan dan dapat diberikan secara campuran dengan pakan buatan maupun terpisah dengan tujuan mengisi kekurangan nutrisi tertentu dari pakan buatan.
Meskipun terdapat beberapa jenis pakan yang bisa diberikan kepada udang di tambak, dalam penerapannya ke empat jenis pakan tersebut di atas biasa diberikan.
2.7.1. Pakan Alami
Penyediaan pakan alami bagi udang banyak dilakukan pada kegiatan budidaya pola tradisional dengan karakteristik padat penebaran rendah dan penggunaan teknologi budidaya sangat minim.  Program pemberian pakan pada budidaya dengan pola ini lebih banyak tergantung dan mengandalkan ketersediaan pakan alami yang ada di dalam tambak, sedangkan penggunaan pakan buatan terbatas pada pakan yang dibuat sendiri dengan frekuensi pemberian pakan sangat terbatas.
Pada tambak dengan pola intensif dengan padat penebaran yang relatif padat dan penggunaan teknologi budidaya yang sudah maju penyediaan pakan alami lebih ditekankan pada udang usia tebar (benur).  Kegiatan tersebut dilakukan melalui penyiapan lahan tebar secara optimal yang memungkinkan tumbuhnya zooplankthon atau organisme renik lainnya yang berfungsi sebagai pakan alami bagi benur di dalam perairan tambak.  Ketersediaan pakan alami di dalam tambak yang cukup memadai diharapkan dapat menghasilkan tingkat kehidupan yang tinggi bagi udang usia tebar.
Jenis-jenis pakan alami yang biasa tumbuh atau dikembangkan di dalam tambak antara lain :
  • Zooplankthon terutama dari jenis diatomae.  Biota ini dapat diamati penampakannya melalui pengamatan visual ke dalam tambak atau pengamatan secara laboratorium.  Jenis pakan alami ini lebih banyak dikonsumsi oleh udang usia tebar atau udang yang masih berukuran kecil.
Gambar. Zooplankton
  • Jenis lumut terutama dari jenis lumut usus.  Pakan alami dari jenis ini ditujukan bagi udang dewasa yang berukuran besar.  Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemunculan atau pengembangan lumut di dalam tambak perlu terkontrol secara cermat densitasnya sehingga tidak menimbulkan masalah yang serius bagi udang dan kualitas air.  Jenis lumut yang dapat tumbuh di dalam tambak beberapa diantaranya ada yang bersifat merugikan seperti jenis lumut rambut.  Metode yang dapat digunakan dalam pengembangan lumut di dalam tambak adalah dengan menempatkan lumut pada beberapa transek kawat atau kayu dan kemudian di tempatkan secara merata di dalam perairan tersebut dengan tujuan untuk memudahkan pengontrolan populasi lumut tersebut melalui transek.
Gambar. Lumut
  • Jenis kerang-kerangan terutama dari jenis kijing, anadara, dan kerang hijau.  Seperti halnya lumut, pemunculan dan pengembangan jenis-jenis kerang ini perlu terkontrol secara cermat pula densitasnya karena biota ini bersifat sebagai plankthon feeder sehingga dapat berpengaruh pada proses pembentukan kualitas air tambak.
Gambar. Kerang Hijau
  • Rebon, yaitu jenis udang yang berukuran kecil dan biasanya muncul dengan sendirinya di dalam tambak melalui saluran pemasukan air pada musim-musim tertentu.
Gambar. Udang Rebon
  • Serasah dan detritus, yaitu kotoran tambak yang berasal dari daun-daun tanamam di sekitar tambak yang jatuh dan tenggelam di dasar tambak.
Gambar. Detritus
  • Bangkai biota perairan yang ada di dasar tambak.  Jenis pakan ini lebih cenderung sebagai proses alami di dalam tambak dan terdapat dalam skala kecil serta bersifat incidental.
Satu hal mendasar yang perlu dicatat adalah pakan alami di dalam tambak merupakan sumber makanan yang menjadi pilihan utama bagi udang selama ketersediaannya masih mencukupi bagi populasi udang di tambak tersebut.  Kondisi seperti ini dapat diartikan sebagai berikut : jika udang menghadapi pilihan antara pakan buatan dengan pakan alami, maka yang akan dipilih terlebih dahulu adalah pakan alami yang ada di perairan tersebut
Beberapa manfaat dari pakan alami yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan program pakan antara lain :
o    Ketersediaan pakan alami yang memadai terutama pada awal-awal tebar benur dapat mempertahankan tingkat kehidupan benur / udang muda di dalam tambak.
o    Ketersediaan pakan alami yang memadai terutama pada awal-awal tebar benur dapat menghasilkan tingkat keseragaman udang di dalam populasi yang relatif sama atau tidak bervariasi.
o    Ketersediaan pakan alami yang memadai terutama pada awal-awal tebar benur dapat menghasilkan pertumbuhan udang yang relatif cepat dari biasanya.
o    Ketersediaan pakan alami yang memadai dapat mengurangi proses akumulasi kotoran dan lumpur di dasar tambak, karena penggunaan pakan buatan sebagai penyumbang kotoran terbesar relatif masih terbatas.
o    Ketersediaan pakan alami yang memadai dapat menekan biaya produksi dari penggunaan pakan buatan sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap profit value yang nantinya akan diperoleh.
Salah satu parameter yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat ketersediaan pakan alami di dalam tambak adalah penampakan dan kemunculan udang di permukaan maupun ancho.  Pada perairan tambak dengan persediaan pakan alaminya memadai atau melimpah proses penampakkan dan pemunculan udang relatif lebih lambat dibandingkan dengan perairan tambak dengan persediaan pakan alaminya sangat kurang.  Keadaan ini terjadi karena udang lebih banyak beraktifitas di dasar perairan untuk mencari pakan alami yang dibutuhkan, sehingga jarang menampakkan/muncul dipermukaan air maupun ancho.
Sebaliknya jika penampakkan dan pemunculan udang di permukaan air maupun ancho relatif lebih banyak dari kondisi biasanya maka dapat dijadikan sebagai salah satu indikasi bahwa ketersediaan pakan alami di perairan tersebut telah menipis atau bahkan telah habis sama sekali.  Keadaan ini terjadi karena udang akan berusaha mencari pakan yang sudah jarang ditemukan di dasar perairan tambak dan aktifitas yang biasa dilakukan udang pada kondisi seperti ini adalah dengan melakukan konvoi di sekeliling tambak atau banyak muncul di dinding tambak.
Salah satu parameter lainnya yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat ketersediaan pakan alami di perairan tambak adalah melalui pengamatan warna feces udang yang terdapat di bagian usus maupun yang tertinggal di ancho.  Feces udang yang berasal dari pakan alami biasanya berwarna kehitaman atau tergantung dari jenis pakan alaminya.  Jika dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar udang memiliki warna feces kehitaman maka dapat dijadikan indikasi bahwa tingkat ketersediaan pakan alami di perairan tersebut masih memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar