Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum (Wahyu,1988). Banyak sedikitnya ransum yang dikonsumsi ayam bergantung kepada beberapa faktor, antara lain : sifat genetik, besar tubuh, aktivitas sehari-hari, perkandangan, adanya tidaknya penyakit, tingkat produksi dan kualitas serta kuantitas ransum (Rasyaf, 1991).
Ransum yang diperlukan oleh unggas adalah ransum yang mengandung zat-zat makanan yang seimbang dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan nutrisi setiap spesies berbeda-beda tergantung pada tingkat produksi, seperti pertumbuhan , penggemukan dan reproduksi. Melalui perbaikan breeding, feeding dan manajemen pemeliharaan, maka produktivitas yang dicapai akan lebih tinggi (Susilo, 2003). Kebutuhan ransum pada ternak akan meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Konsumsi ransum bervariasi tergantung dari laju pertumbuhan, tingkat produksi dan keseimbangan antara energi dan protein dalam ransum. Sebagaimana dinyatakan oleh Rasyaf (1994) bahwa apabila kandungan energi berlebihan, maka konsumsi ransum akan berkurang sehingga menyebabkan defisiensi protein dan kelebihan energi tersebut menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh. Apabila kandungan protein ransum diturunkan, ayam akan mengkonsumsi ransum lebih banyak.
Energi yang berlebihan dalam ransum akan menyebabkan konsumsi ransum sangat sedikit dan mengakibatkan defisiensi yang hebat dari protein, asam-asam amino, mineral dan vitamin. Pertumbuhan dapat berhenti seluruhnya sehingga ayam dapat menjadi sangat gemuk, akan tetapi pada waktu yang sama akan terlihat tanda-tanda defisiensi protein dan vitamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar